Monday, September 3, 2007

Langkah Memulai Usaha

Berniat membuka usaha sendiri, tapi bingung harus mulai darimana? Memang tak mudah untuk memulai usaha, tapi jika Anda bisa menjawab pertanyaan berikut, berarti Anda siap memulainya:
Apakah bidang usaha yang akan digeluti itu cukup potensial?

* Bagaimana prospeknya?
Seberapa ketat persaingannya?

* Siapa kira-kira yang akan menjadi pesaing usaha tersebut?

* Bagaimana cara menghadapinya?
Apa target usaha tersebut?

* Bagaimana mencapainya?
Dari segi hukum, apa yang perlu disiapkan?

* Apa saja penghalangnya?
Apa nama usaha (perusahaan) itu?
Berapa dana yang dibutuhkan?

* Bagaimana memenuhinya?
Dimana usaha tersebut akan dijalankan?

* Apakah sudah mempersiapkan kantornya?
Sarana atau peralatan apa yang dibutuhkan?

* Bagaimana mendapatkannya?
Apa tersedia asuransi yang memadai?
Apakah Anda sudah memiliki supplier atau pemasok bahan baku?
Sistem manajemen seperti apa yang akan diterapkan?

* Siapa yang akan menjalankan operasional usaha sehari-hari?

* Berapa karyaan yang dibutuhkan?
Bagaimana sistem pemasaran dan distribusi produk atau jasa yang akan dihasilkan?

* Bagaimana agar masyarakat mengenal produk atau jasa yang akan dipasarkan?

Bila tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, maka sebaiknya Anda mengkaji ulang niat membuka usaha sendiri, sampai benar-benar siap.

Leverage : A Word That Makes People Millionaires!

Secara sederhana, leverage berarti daya ungkit.

Ribuan tahun yang lalu, seorang ilmuwan bernama Archimedes pernah mengatakan : " Give me a lever long enough and a place to stand and I will move the entire earth."

Rupanya sejak ribuan tahun yang lalu, Archimedes sudah mengerti hebatnya sebuah daya ungkit sehingga beliau berani mengatakan bahwa bila dia diberikan pengngkit yang cukup panjang, kuat dan tempat untuk menumpu, maka dia akan bisa menggerakan bumi.

Contoh sederhana dalam kehidupan sehari2 adalah alat dongkrak mobil. Dengan alat dongkrak ini, maka sebuah mobil yang sangat-sangat berat dengan mudahnya dapat diangkat dengan satu tangan menggunakan dongkrak tersebut.

Leverage punya makna yang kurang lebih sama, yaitu :
" How to do more, with less ." (Roger Hamilton)
" Do the work once, get pay forever ." (Brad Sugars)
" The power to control a lot with just a little ." (One Minute Millionaire)
" Leveraging is about duplicating a high-value item or skill at a much lower cost." (Brian Sher)

Masih ingat tulisan yang lalu : Wealth = Value x Leverage
Untuk dapat mencapai kesuksesan yang besar, ternyata Anda tidak cukup bila hanya memiliki produk atau jasa yang bagus (Value yang besar). Anda butuh tahu bagaimana Anda me-leverage bisnis Anda sehingga hasilnya menjadi berlipat ganda dan sukses.

Leverage = speed, semakin baik Anda me-leverage bisnis Anda, maka semakin cepat juga Anda mencapai kesuksesan Anda.

Bagaimana Anda me-leverage bisnis Anda tergantung kepada apa bisnis Anda, apakah Anda bergerak dibidang jasa atau Anda memasarkan sebuah produk. Atau apakah Anda menjual diri Anda? Misalkan Anda seorang bintang film, dokter, pengajar, mc, dll.

Walaupun berbeda2, konsepnya tetap sama, yaitu bagaimana Anda bisa mencapai hasil yang jauh lebih banyak dengan usaha yang lebih kecil/sedikit.

Ada 2 ide tentang leverage , ini saya pelajari dari Roger Hamilton, yaitu :
1. Multiply = How can this be done WITHOUT me ?
2. Magnify = How can this be done ONLY with me ?

MULTIPLY
Bagaimana bisnis / usaha Anda bisa makin berkembang dan bermultiplikasi tanpa terus menerus mengandalkan Anda , atau bahkan tanpa Anda di dalamnya sama sekali.
Dengan ide ini artinya Anda menciptakan suatu sistem pada bisnis Anda, sehingga customer Anda mau membeli produk/jasa Anda semata-mata bukan karena Anda, dan Anda kemudian dapat membukanya dimana-mana untuk meningkatkan penghasilan Anda.

Contoh :
Misal Anda seorang koki yang pintar masak dan makanan Anda disukai orang, tetapi belum tentu Anda bisa melipatgandakan penghasilan Anda, karena customer hanya mau makan bila yang masak adalah Anda. Jika Anda tidak ada, customer tidak jadi makan di tempat Anda.

Untuk bisa me-leverage usaha Anda, maka Anda harus menciptakan sebuah sistem kerja, dimana Anda membuatkan sebuah sistem dan cara kerja yang dapat ditiru oleh anak buah Anda, sehingga tanpa Anda, masakan yang dihasilkan tetap konsisten dan enak. Akhirnya customer tetap mau makan, walaupun Anda tidak disana.

Bila sudah mencapai tahapan itu, leverage selanjutnya adalah Anda bisa memultiplikasi restoran Anda, dengan demikian berarti penghasilan Andapun menjadi meningkat dan bermultiplikasi pula.

Bila semula penghasilan Anda di 1 restoran katakan 50 juta/bulan, maka dengan memultiplikasi menjadi 10 restoran, penghasilan Anda (asumsi rata2 sama) maka menjadi 500juta. WOW ! Uniknya baik dengan 1 ataupun 10 restoran, waktu yang berlaku adalah sama, yaitu 1 bulan. Tapi bedanya luar biasa, 10 kali lipat, artinya Anda berhasil mempercepat waktu dan penghasilan Anda dari 10 bulan menjadi 1 bulan. Dari 50 juta menjadi 500juta. Itulah leverage ! Doing more with less.

MAGNIFY
Bagaimana Anda bisa meningkatkan/melipatgandakan penghasilan Anda, bila usaha Anda memang mengandalkan diri Anda? Misalkan Anda seorang artis, MC, bintang iklan, negosiator, pengajar, private designer, dsbnya.

Anda harus memikirkan cara yang sebaliknya dari multiplikasi, yaitu magnify (ingat magnet!) bagaimana semuanya hanya bisa terjadi kalau ada Anda. Bagaimana membuat orang lain hanya mengandalkan Anda seorang, bila bukan Anda, mereka tidak mau atau tidak bisa.

Tantowi Yahya yang pernah menyandang gelar MC 1 milyar, adalah salah satu contoh dari praktek magnifiy. Bagaimana dia berhasil mengangkat dirinya menjadi MC yang paling top di Indonesia. Sehingga beberapa event besar dan internasional mau membayarnya sebagai MC walaupun bayarannya mahal.

Contoh lainnya, misalnya Tukul yang saat ini sangat ngetop dengan show-nya Empat Mata. Coba Anda bayangkan betapa eratnya show Empat Mata dengan Tukul, pernahkah Anda berpikir, bila Tukul diganti, kira2 apakah rating Empat Mata akan tetap tinggi, atau malah jeblok? Atau malah bisa naik? Wah kalau saya pribadi sich, pasti akan menganggap malah jeblok, karena orang2 memang nonton Empat Mata itukan karena kepengen liat Tukul. Kalau diganti dengan Tantowi Yahya, yach shownya bubar. Harus diganti dengan show model lain. Begitu kira2.

Contoh lain David Beckham, coba liat gerak gerik Beckham, mulai dari gayanya, dandanannya, skillnya, kisah hidupnya, dll benar2 sangat menguatkan citra Beckham. Rupanya Beckham tahu kalau dia bukan hanya sekedar pemain bola biasa, tetapi dia adalah salah satu icon pemain bola, dia juga adalah bintang iklan top, suami dari penyanyi ngetop, dan juga disebut2 sebagai trend setter dunia mode. Tidak heran kalau lantas Beckham mendapat bayaran "gila" ketika pindah ke sepakbola Amerika, dengan bayaran 1 juta/detik. WOW !

Oprah Winfrey Show, wanita kulit hitam terkaya di dunia dengan talkshownya yang luarbiasa. Kira2nya bila Oprah Show di-host oleh orang lain, apakah bisa? Mungkin tidak ada yang mau nonton lagi. Semua maunya nonton Oprah. Oprah memang luar biasa, dia bikin majalah dengan namanya dibalik : HARPO. Bikin Oprah's Reader Club, Yayasan Sosial, dll.

Donald Trump juga tidak mau ketinggalan, walaupun dia adalah seorang pebisnis dan punya berbagai usaha, salah satunya yang utama ada properti. Tetapi Trump juga tidak mau ketinggalan untuk me-magnify dirinya.
Tahu acara "The Apprentice", disana Trump berhasil me-leverage dirinya dengan sukses. Orang melabelkan dirinya sebagai seorang pengusaha panutan yang sukses. Dan dalam waktu yang sama Trump menggunakan Apprentice Show untuk meningkatkan nilai namanya sendiri "TRUMP", semua jasa/usahanya yang menggunakan nama TRUMP secara otomatis meningkat. Selain itu pada acara itu secara tak langsung Trump mempromosikan secara gratis proyek2 propertinya. Lalu Trump juga me-leverage dengan menulis buku2 bisnis/sukses yang kini laku dan best seller. Brilliant.

So bagaimana dengan Anda? Apa usaha Anda? Anda harus tahu dulu dengan cara apa Anda harus leverage, apakah dengan cara magnify atau multiply? Apakah Anda ingin usaha Anda berjalan tanpa Anda, atau Anda ingin mencari uang dengan makin mengandalkan Anda ?

Pada tulisan yang mendatang saya akan menuliskan tentang 5 cara menerapkan leverage, semoga berguna.

"The key to leverage is how you use it."

(http://frankytanz.blogspot.com)

Five Kinds Of Leverage

Master it & you will make a lot of money !

Ada 5 jenis leverage dan bila Anda benar-benar menguasainya, maka Anda hampir bisa dipastikan telah menguasai setengah jalan menuju kesuksesan usaha Anda.
Semua millionaire telah mengetahui dan menguasai hal ini, bahkan mereka benar-benar ahli dalam menerapkannya.

1. Waktu
Banyak orang tidak menyadari bahwa waktu adalah aset yang paling berharga.
Bila Anda kehilangan uang, Anda dapat mendapatkannya kembali. Namun bila waktu berlalu, tidak ada satu cara pun untuk mengembalikannya.
Salah satu cara untuk me-leverage waktu Anda adalah dengan mendelegasikan semua pekerjaan kepada orang lain, dan Anda HANYA mengerjakan hal dimana HANYA Anda yang bisa mengerjakannya dan HANYA fokus kepada pekerjaan/hal2 yang menghasilkan pemasukan.

Sering kita temukan pengusaha yang serba bisa, dia jago bikin laporan keuangan, jago bikin surat, jago produksi, pintar bikin proposal, bikin penawaran,dsbnya. Memang banyak yang mengatakan kalau bisa dikerjakan sendiri kenapa harus bayar orang lain, bukankah lebih baik berhemat?

Memang betul, apalagi usaha yang Anda jalankan masih terbilang baru, tetapi pada tahapan yang berikutnya, Anda harus bisa dan mau mendelegasikan semua pekerjaan yang bisa dikerjakan orang lain dan Anda hanya fokus memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang membawa profit kepada usaha Anda. Boleh dikatakan Anda harus lebih fokus kepada marketing, yaitu cara, tindakan, konsep, pemikiran apa yang bisa membawakan hasil lebih baik bagi usaha Anda.

Jika Anda dapat melakukannya, maka Anda telah me-leverage waktu Anda. Sudah saatnya membuang segala kesibukan dan kerepotan yang tidak ada hubungannya dengan proses meningkatkan profit Anda.

2. Tenaga
Ini mirip dengan waktu, yaitu bagaimana Anda me-leverage tenaga Anda dengan meng-hire orang lain atau membeli peralatan/mesin yang dapat meringankan beban/tenaga Anda dan ujung-ujungnya juga kepada waktu Anda.
Jutaan orang menginginkan sebuah pekerjaan, mereka lebih mementingkan security daripada opportunity. Jadi rasanya tidak sulit untuk mempekerjakan orang lain ketimbang Anda sendiri yang turun tangan.

Untuk hal lain, tentunya patut dipertimbangkan peralatan kerja/mesin untuk dapat me-leverage tenaga, walau kadang biayanya mahal, namun dalam hitungan jangka panjang, akan membawa keuntungan bagi Anda dari segi waktu, tenaga dan tentunya konsistensi.

3. Pengalaman
Mana lebih baik, duduk bicara bersama seorang pebisnis yang sudah sukses, atau coba-coba sendiri memulai bisnis Anda ?
Saya sich lebih suka ngobrol dengan pebisnis itu, kalau memang harus dan perlu, biar saya saja yang bayarin makannya, atau kalau perlu saya antar jemput sekalian.
Mengapa?
Karena kita bisa me-leverage dengan mengambil pengalaman dari sang pebisnis sukses tsb.
Dia sdh melewati hambatan dan tantangan bisnis hingga bisa sukses, untuk apa kita coba trial and error lagi sendiri, buang uang, waktu, tenaga, frustasi, dsb.
Kalau bisa menyerap ilmu & pengalaman orang lain, itu akan mem-boosting usaha kita.
Bayangkan bila seminggu sekali bisa duduk bareng dengan Robert Kiyosaki belajar investasi properti, ga sampe 1 tahun, pasti Anda sudah profit besar.

4. Ide
Pernah lihat iklan perusahaan yang mengadakan sayembara berhadiah bagi umum untuk mengirimkan ide kreatif tentang produk/promosi dari perusahaan tsb?
Perusahaan tsb pasti sedang ingin me-leverage dengan mengambil ide dari orang lain.
Hadiahnya tidak seberapa, paling2 cuma 10-20 juta, atau paling cuman handphone, tapi dalam waktu sekejap ribuan ide masuk ke perusahaan tsb.
Dalam sekejap ide2 diperoleh, tinggal dianalisa, evaluasi lalu akhirnya diterapkan oleh perusahaan dan BOOM, make a lot of money ! Cuman dengan modal handphone yang harganya ga sampe 10juta.

Anda tahu buku best seller seri Chicken Soup yang terkenal itu? Anda pikir itu penulisnya yang bikin? Itu adalah kumpulan tulisan yang dikumpulkan dari penjuru dunia (or US?) yang kemudian tinggal dipilih dan dibundel jadi satu seri. Bayangkan betapa hebat leverage-nya, ide tulisan dari orang lain, tapi benar2 powerful karena merupakan kisah nyata yang memberikan inspirasi.
Tapi yang menarik keuntungan? Jelas yang bikin buku itu :)

5. Uang
Nah yang terakhir adalah leverage uang. Uang tidak dapat dipungkiri memang merupakan salah satu sumber daya yang besar dalam pencapaian kesuksesan. Asal bisa mengelolanya dengan baik.
Orang sering terbentur dengan modal, nah kalau nungguin modal melulu, bisa-bisa ga mulai2 usaha. Alternatifnya ya mulailah dengan usaha yang memang modal kecil, tapi kalau tetap butuh modal ada beberapa cara misalnya meminjam dengan teman/saudara, berhutang, pake kartu kredit, patungan/kerjasama, bagi hasil, share saham, dsbnya.

Tapi terus terang kalau saya pribadi tidak mengusulkan hutang, apalagi kalau dengan bunga tinggi, memang ada istilah hutang baik, itu berarti Anda selesaikan dulu PR Anda sebelum memutuskan berhutang apakah 99% pasti berjalan sesuai dengan perhitungan Anda.
Bila tidak, apalagi masih coba2 dan belum proven, lebih baik jangan berhutang. Gunakan semaksimal mungkin apa yang ada pada Anda terlebih dulu.
Kadang modal/uang juga dapat menjadi ukuran bagi kesiapan diri kita. Kalau uang/modal masih dikit, berarti mungkin memang Anda belum siap untuk usaha dengan modal besar, lakukanlah secara bertahap, step by step, hingga terkumpul dana/modal yang lebih besar utk ekspansi.

Yang lebih baik mungkin dengan bekerjasama dengan orang yang punya uang, itu berarti Anda harus berbagi keuntungan, tetapi tidak jadi masalah, karena Anda juga sesungguhnya berbagi resiko dengan org tsb. Hanya sejak dari awal harus jelas, bahkan bila perlu harus ada hitam putihnya, agar usahanya langgeng dan tidak ribut2 di kemudian hari.

Maklum kalau urusan 1-2 juta masih baik2, tapi kalau sudah 100-200 juta, apalagi 1-2Milyar, bisa konflik bahkan gontok2an memperebutkan usaha atau keuntungan.

Inilah 5 jenis leverage, kalau sudah tahu dan mengerti ya mesti mulai dicoba (kalau mau), asal jangan lupakan sistem !

Yang pasti yang saya tahu, para millionaire dunia sangat-sangat mahir menggunakan 5 jenis leverage ini. Makanya dalam waktu singkat mereka bisa punya usaha macam2 tetapi berhasil juga.

Mudah2an kita semua juga bisa demikian.
Daggg...

(http://frankytanz.blogspot.com)

Harta Termahal

Kalau ditanya harta termahal Anda apa ? Apa jawaban Anda ?Sebagian orang mungkin bilang rumah, mobil, emas dll. Sebagian mungkin bilang keluarga, kesehatan, teman.

Tidak ada yang salah. Semua benar tergantung cara pandang masing-masing orang. Tapi ada satu harta kita yang termahal setelah nyawa dan kesehatan kita. Apakah itu ? Itu adalah NAMA BAIK. Atau bahasa orang pinter adalah INTEGRITAS
Kita bisa mempunyai banyak teman dan keluarga. Tapi jika nama baik kita sudah tercemar keluarga ataupun teman tidak bakal mau mendekati.

Sebesar apapun harta kita tidak ada orang yang akan menghormati kita. Bank pun juga sangat memperhatikan nama baik seseorang atau suatu mereka menyebutnya track record.

Apalagi dalam berbisnis, sekali saja kita cacat dimata rekanan atau pelanggan susah sekali untuk memulihkan kepercayaan mereka. Jadi....mulailah menjaganya.

Ardhian/Yoyok
De Limabelas Furniture
(http://yoyoksd.blogspot.com)

Strategis Bukan Bokis

Beberapa hari yang lalu saya jalan-jalan sama anak saya disekitar rumah. Saya melihat ada iklan sewa mobil ditempel di banyak tiang listrik dan telpon. Iklan tsb di tempel dimana-mana kalau saya pikir mungkin orang ini bisa habis 1 rim buat nempelin iklan tsb.

Bunyinya begini, "Disewakan Mobil Panther, Kijang dan Espass + Sopir Rp. 170.000 hubungi telp ...". Iseng-iseng saya coba telpon. Ternyata orangnya bilang yang ada tinggal Panther yang lain lagi keluar. Terus saya tanya nama dan alamat. Begitu dia bilang nama dan alamat saya kaget, ini kan saudara saya sendiri.

Singkat cerita saya ke rumahnya. Dia kaget juga sudah lama nggak ketemu. Ngobrol ngalor-ngidul eh ternyata dia cuma punya mobil panhter saja. Yang lain nggak ada. Saya tanya kalau ada yang mau sewa kijang atau espass gimana ? Ah gampang bilang saja mobilnya lagi disewa. Atau kalau memang terpaksa aku bisa sewain mobil temanku.

Rupanya itu cuma strategi dia kalau diiklan hanya menuliskan mobil panther saja tentu berbeda bila yang dituliskan panther, kijang dan espass. Jika kita punya 3 mobil, orang akan berpikir kalau kita punya persewaan cukup bonafid dibandingkan kalau punya 1 mobil saja.

Ardhian/Yoyok
(http:\\yoyoksd.blogspot.com)

Menggali Ide Bisnis

Titik awal keberhasilan seorang wirausahawan berawal dari penggalian ide bisnis. Banyak kisah para pebisnis yang konsisten menggeluti bisnis yang “tidak dianggap” sebelumnya, kini menjadi pebisnis sukses yang namanya diperhitungkan. Bagaimana kiat menggali ide bisnis ?

Menggali ide bisnis bukanlah perkara yang gampang. Ketika seorang calon wirausahawan berpikir : saya akan berbisnis apa ? Saat itulah persoalan menggali ide bisnis mulai muncul. Belum lagi pertanyaan : apakah produk yang saya jual, akan menghasiklan uang ? Dan, pertanyaan selanjutnya : jasa apa yang akan ditawarkan yang bisa memberikan pendapatan yang lebih besar ?

Secara teoritis, ide bisnis bisa digali dari apa yang bisa dilihat, didengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan pakar ekonomi telah membagi kebutuhan manusia menjadi berbagai jenis kebutuhan mulai yang bersifat primer, sekunder, sampai tertier. Ide bisnis bisa dipilih dari upaya pemenuhan kebutuhan manusia tersebut.
Persoalannya, bagi mereka yang sama sekali belum pernah berbisnis, mencari ide-ide bisnis yang bisa memberikan penghasilan alternatif bukanlah perkara yang gampang, meskipun bukan hal yang mustahil untuk diperoleh. Diperlukan kemauan keras untuk memupuk jiwa kewirausahaan, mau belajar hal-hal baru, mau mencari peluang, berani mencoba formula bisnis, dan tentu saja belajar mengelola resiko.

Memang, seringkali ide bisnis mengalir begitu saja ketika kita tidak siap menerimanya. Begitu juga sebaliknya, saat sedang dipikirkan dan digali, seringkali ide bisnis tidak datang-datang, bahkan sampai pikiran buntu pun, ide bisnis tidak terlintas sama sekali. Namun demikian, bukan berarti ide bisnis tidak bisa dipancing keluar.
Beberapa langkah berikut ini, mudah-mudahan dapat membantu Anda untuk menemukan ide bisnis yang sesuai dengan karakter dan kesenangan Anda. Bagaimana pun, berbisnis yang sesuai dengan karakter Anda akan lebih menyenangkan, dibandingkan dengan berbisnis karena keterpaksaan.

Belajar dari yang gagal.
Tidak ada salahnya belajar bisnis dari yang gagal. Mengapa ? karena ada kemungkinan kita bisa memulainya dengan kesuksesan. Kegagalan bisnis yang dilakukan orang lain, merupakan pelajaran penting bagi Anda untuk mengoreksi jalan yang salah menjadi benar dan lebih baik lagi. Namun demikian, belajar dari yang sukses pun sangat dianjurkan, karena dengan demikian Anda telah belajar memulai sistem yang sudah terbukti berhasil.

Baca informasi terbaru.
Pada saat ini cukup banyak buku-buku yang diterbitkan mengenai kewirausahaan dan peluang usaha, sehingga Anda dengan leluasa bisa memilih, bisnis apa yang sesuai dengan Anda. Bahkan tabloid Peluang Usaha, yang secara rutin menyajikan informasi-informasi mengenai peluang bisnis bisa menyegarkan pikiran Anda untuk menggali ide-ide bisnis yang lebih segar dan lebih besar.

Menemukan ide usaha.
Dari informasi tersebut akan akan memperoleh banyak ide bisnis. Misalnya : melayani kebutuhan, menjual eceran, menjual penemuan, duplikasi usaha, menjual ketrampilan, usaha pelatihan, usaha keagenan, barang koleksi, buka kantor konsultan, bisnis MLM, membeli waralaba, membeli usaha prospektif, membeli usaha yang bangkrut, membuka kios, atau pun usaha bersama.
Tentu saja, persoalannya tidak berhenti sampai di situ, karena setelah seorang wirausahawan bisa menangkap ide bisnis sebagai peluang bisnis yang bisa menghasilkan uang, maka ia harus bisa memperhitungkan berbagai aspek untung-rugi jika ide bisnis tersebut dijalankan. Termasuk resiko gagal – kemungkinan terburuk yang terjadi.

Setidaknya, ada dua perspektif yang harus diperhatikan jika menangkap ide bisnis. Pertama, informasi yang berhasil dihimpun mengenai bisnis tersebut harus lengkap dan akurat. Lebih bagus lagi, apabila akurasinya sangat tepat, karena data dan informasi yang diperoleh sangat lengkap dan up to date. Hal ini penting, untuk meminimalisasi resiko gagal.
Kedua, proses pengambilan yang cepat, tidak berarti keputusan yang terburu-buru, tetapi harus dicermati dengan pola pemikiran yang terbuka dan positif, dan juga perencanaan yang matang, dengan demikian pengambilan keputusan yang diambil pun bisa lebih sistematis dan terukur.
Selamat datang menjadi wirausahawan baru.

BUSSINESS WISDOM : Anda dapat menggiring seekor kuda ke tempat air, tetapi Anda tidak dapat membuatnya minum. Tugas Anda, sebagai seorang pebisnis, adalah membuatnya haus. Itulah sebabnya Peter F Drucker mengatakan, “business is create a costumer”. Bisnis bukan semata-mata berusaha bagaimana membuat produk, akan tetapi bagaimana menciptakan pelanggan. (Indra Ismawan, penulis buku Easy Way To Build Your Own Business).

Tulisan ini dimuat di Majalah PROSPEKTIF Edisi No 18, Volume 8, 08-14 Mei 2006.
(http://infowirausaha.blogspot.com)

Bisnis Orang Kreatif

Di dunia bisnis, kreatifitas mendatangkan untung lebih banyak. Setidaknya ini yang saya pahami. Saya memang bukan seorang wirausaha atau pedagang. Masih menjadi pengamat saja, belum terjun kedalamnya. Tetapi tak ada salahnya angkat bicara dalam dunia bisnis karena cara inilah yang juga dilakukan oleh Rasulullah, beliau disamping sukses menjadi pemimpin negara, juga sukses menjadi seorang pebisnis. Semoga setelah saya menulis catatan ini ada semangat baru untuk memulai berbisnis secara serius. Hari ini saya akan bercerita kepada Anda tentang kreatifitas bisnis yang saya temui di kota tempat saya menempuh pendidikan saat ini, kota Purwokerto.

Bagi Anda seorang pedagang besar dan maupun wirausahawan ulung, boleh abaikan cerita saya. Tapi bagi siapa saja yang sedang belajar berbisnis, luangkan waktu sejenak saja untuk sekedar membaca cerita saya ini, siapa tahu bisa mendatangkan inspirasi dalam mencari celah serta ide brilian untuk sebuah usaha baru nantinya. Siapa tahu pula, Anda justru mempunyai cerita seru lagi tentang sebuah bisnis yang menguntungkan, halal dan gampang sehingga saya bisa belajar dari Anda.

Nama usaha kreatif itu adalah “Tela-Tela”, sebuah merak datang. Sekitar 10 gerobok bisa ditemukan di sepanjang kampus. Produknya, berasal dari ketela pohon, dipotong kecil-kecil, digoreng, dikasih bumbu tabur (rasa keju, jagung, balado dll). Satu bungkus dijual seharga Rp 3.000. Penggagas ide bisnis ini kreatif, dia bisa membangun bahan dasar ketela yang selama ini citranya adalah makanan “ndeso” menjadi lebih terkesan makanan “kota”. Entah, siapa yang menggagasnya, sampai saat ini saya belum menemukan orangnya. Yang pasti, bisnis itu sedang marak di Purwokerto dan mencuri perhatian para pelaku bisnis yang sudah bermunculan sebelumnya.

Bisnis tersebut juga cukup efektif. Dalam arti dijalankan oleh satu orang saja bisa. Bermodalkan satu gerobak, tentunya berisi peralatan seperti kompor, wajan , minyak goreng serta bahan dasarnya, yaitu ketela pohon beserta bumbunya. Selain itu, beberapa kursi plastik untuk tempat duduk pembeli yang biasanya menunggu 3-5 menit sampai produk siap dibungkus dan diberikan. Cukup simple. Bisnis tersebut juga tidak memerlukan tempat yang luas, cukup mangkal di pinggir jalan yang mungkin hanya dikenai pajak beberapa rupiah saja. Sebagai usaha kecil, penghasilan dari usaha itu lumayan. Tentu saja, yang paling banyak untungnya adalah bos dari pemilik usaha waralaba tersebut. Tinggal menerima setoran saja dari 10 gerobak usahanya, bahkan jika dimekarkan, usahanya tentu lebih banyak menguntungkan lagi secara finansial.

Sekali lagi, apa yang saya ceritakan ini sebagai contoh kasus saja. Anda bisa mengabaikannya atau menjadikannya referensi untuk sebuah usaha baru yang belum ada sebelumnya. Bisnis memang memerlukan ide-ide kreatif, sesuatu yang baru. Ia tidak datang dengan sendirinya, pencarian peluang, pemikiran masak-masak disertai perhitungan yang matang bagi sebuah usaha, inilah nilai lebih dari sebuah ide kreatif para pebisnis. Dan, seperti rumus dalam bisnis, khususnya wirausaha mandiri. Persoalan latarbelakang pendidikan tidak terlalu penting. Ketajaman membaca peluang, inilah yang diperlukan.

Kini, bagi Anda yang tertarik memulai usaha baru. Selamat datang didunia bisnis. Mulailah dengan ide-ide kreatif, sesuatu yang baru, sesuatu yang belum ada sebelumnya. Bagi orang daerah, tak perlu lah terlalu bernafsu “Mengejar Jakarta”. Lebih enak membuka usaha sendiri, berwirausaha dengan kreasinya masing-masing. Tantangan tentu ada, hal ini wajar dalam dunia bisnis. Nah, sepertinya berwirausaha mandiri perlu mendapat apresiasi lebih bagi siapa saja, disamping ikut juga ikut membantu pemerintah mengurangi pengangguran. Sungguh mulia bukan. Khusus bagi pengusaha muslim, jangan lupa zakat 2,5% untuk membantu sesama dan sekaligus membersihkan harta kita.

Yon’s Revolta, Kota Satria, 21 Februari 2007
(Yang mendadak punya ide bisnis)
http://penakayu.blogspot.com

Bisnis Bagi Pemula

Beruntunglah mereka yang memiliki keluarga pengusaha. Sejak kecil, sudah dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan bisnis. Sehingga tidak heran, mereka sudah tidak canggung lagi ketika suatu saat menjalankan bisnis mereka sendiri.

Saya tidak seberuntung itu. Keluarga besar saya, baik dari pihak Ibu maupun Bapak sangat jarang yang menjadi pedagang/pengusaha. Menjadi PNS, anggota TNI/Polri maupun karyawan, adalah profesi utama keluarga saya.

Lalu, apakah saya akan menerima begitu saja nasib saya? Hanya karena saya tidak terbiasa dengan kegiatan bisnis, atau pola pikir/mindset seorang pengusaha, terus saya akan menyerah dan selamanya menjadi karyawan?

Pengalaman memang penting. Tapi kita tidak harus mengalaminya sendiri. Pengalaman orang lain juga bisa dijadikan pelajaran. Untunglah, saya menemukan website Pendiri TDA (http://roniyuzirman.blogspot.com) ini. Saya juga berkesempatan untuk mengikuti workshop Enterpreneur University-nya Pak Purdi E Chandra (http://purdiechandra.com). Sejak itu, proses menjadi seorang pengusaha sepertinya mengalir begitu saja.

Di TDA, banyak sekali inspirasi maupun tips yang sifatnya street smart. Di EU, selain mendapatkan tips-tips bisnis, saya juga bertemu dengan partner bisnis saya sekarang, yaitu Candra (http://candrasyarif.blogspot.com) dan Zainal (http://zainalafandi.blogspot.com). Masih ada satu partner lagi yaitu Juni. Tanpa kita sadari, kita berempat ternyata memiliki kompentensi masing-masing, yang saling melengkapi. Candra kuat di keuangan, maklumlah, latar belakang keluarganya memang pengusaha semua. Juni sangat bagus di SDM dan birokrasi. Zainal, sebagai manajer sebuah perusahaan konsultan, kemampuan manajerialnya sangat bagus. Sementara saya sendiri lumayan bagus di ide-ide marketing, dan bisa memanfaatkan kontraktor-kontraktor rekanan perusahaan tempat saya bekerja untuk merenovasi tempat usaha.

Saya berkesimpulan, seseorang yang sangat awam di bidang bisnis seperti saya tetap bisa menjadi seorang pengusaha jika melakukan hal-hal seperti berikut :

1. Tetap belajar dan selalu open mind. TDA adalah resources yang bagus.

2. Berkolaborasilah. Sangat beresiko bagi seorang awam untuk mencoba berbisnis sendiri. Dengan berkolaborasi, modal menjadi lebih ringan, dan semua hal bisa dipikirkan bersama-sama.

3. Perluas networking.

Itu adalah langkah untuk berpindah ke kuadran kanan versi saya. Barangkali dari pembaca ada yang mau menambahkan?
Ahadi (http://ahadisaja.blogspot.com)

Hubungan Sebab Akibat Dalam Bisnis

Dalam posisi saya sekarang di departemen Business Solution, saya belajar bagaimana melihat pertautan dari berbagai fenomena bisnis yang terjadi. Pemahaman mengenai bagaimana suatu bisnis berjalan itu ternyata lebih dari sekedar mengenal istilah2 bisnis dan memahami artinya. Namun juga pemahaman akan bagaimana istilah2 itu saling bertautan.

Semisal gini; Pengawasan inventaris yang buruk akan berdampak negatif terhadap angka pemesanan. Jika angka pemesanan merosot, kesetiaan pelanggan akan berkurang.

Contoh lain; piutang. Jika piutang tidak terkontrol, aliran kas akan terpengaruh. Sehingga perusahaan harus mengambil kredit (berhutang) untuk menutupi kewajiban2 jangka pendek, dan bunga yang harus dibayar atas uang pinjaman itu dapat mengurangi profitabilitas (kemampuan memperoleh laba).

Itu semua adalah Sebab-Akibat dalam bisnis dalam bentuk reaksi berantai. Dari hal semacam ketajaman bisnis terasah. Tapi biarpun kita bisa mempelajarinya, ternyata pelanggan punya persepsi sendiri tentang hubungan sebab akibat tersebut.
http://bintangtauladan.wordpress.com

Kartu Nama Tanpa Kertas

Benda yang satu ini tidak pernah lepas dari orang bisnis. Karena memang inilah jembatan membangun komunitas atau membangun jaringan. Kartu nama tetap belum tergantikan oleh phonebooknya handphone. Karena kartu nama bersifat khas yang juga mencerminkan pribadi pemiliknya. Karena dari situ biasanya oran bisa menilai. Kadang ada kartu nama yang dibuat asal-asalan pokoknya ada nama, tempat usaha, telpon, sudah cukup. Padahal hal tersebut bisa mempengaruhi penilaian orang.

Yang lebih penting lagi sebenarnya bukan hanya itu. Jika Anda mempunyai sesuatu yang spektakuler yang bisa dihubungkan dengan Anda maka itulah kartu nama Anda. Misalnya Pak Purdie dengan Primagamanya, karena Primagama sangat terkenal dan identik dengan Purdie (meskipun sempat dikira milik Rano Karno). Kemanapun Pak Purdie pergi meskipun tanpa kartu nama orang sudah mengerti bahwa beliau pemilik Primagama dan pengusaha sukses.

Siapa yang kenal Pak Aman Jagau sebelum menikah dengan Angel Lelga ? Tidak banyak penduduk Indonesia mengenalnya. Sekarang kalau ditanya siapa Aman Jagau ? Banyak yang akan menjawab beliau pengusaha batu bara. Siapa lagi ? banyak contoh-contoh yang lain, seperti Jaya Suprana dengan Kelirumologi dan MURI, Joger dengan Pabrik Kata-Kata, Bob Sadino dengan celana pendeknya (saya baru tahu kalau perusahaan beliau bernama Kem Chick pokoknya setahu saya beliau ini pengusaha sukses dan nyentrik itu saja...ternyata gaya nyentriknya berhasil melambungkan namanya meskipun banyak yang tidak tahu latar belakang dan usahanya).

TDW dengan Financial Revolution, Robert Kiyosaki dengan Rich Dad Poor Dad. Donald Trump dengan The Apprenticenya, AA Gym dengan Manajemen Qalbu dan (he...he Poligaminya), Ary Ginanjar dengan ESQnya, Puspo Wardoyo dengan Poligami Award dan tidak ketinggalan rekan-rekan kita sendiri disini seperti Cak Bukhin dengan bukunya yang miliarder-miliarder itu. ...pokoknya banyak deh.

Kita memang tidak harus terkenal untuk sukses tapi akan sukses lebih cepat jika terkenal. Bahkan ada pepatah Arab yang mengatakan "Kalau mau terkenal kencingi sumur Zam-Zam". Jadi mulailah bikin yang aneh-aneh atau spektakuler tapi positip ya ??

Semoga bermanfaat.
Salam,
Ardhian/Yoyok
(http://yoyoksd.blogspot.com)

Manfaat Pesta untuk Karir Anda

Tidak berhasil negosiasi secara resmi di kantor, Anda bisa melakukannya kembali di sebuah pesta informal. Tapi tentu, ada aturan mainnya.

Pesta, yang nyata-nyata bersuasana informal, tetap bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis atau karir. Bahkan sejumlah eksekutif sengaja membuat pesta atau menjamu relasi, untuk memperlancar urusan bisnis mereka.

Demiakian juga Anda. Bila urusan bisnis mandek, kenapa tidak mencoba memanfaatkan pesta sebagai alternatif jalan keluar? Terserah, mau membuat pesta sendiri, atau memanfaatkan pesta yang dibuat relasi. Tentu saja, menghindari KKN itu jauh lebih baik.

1. Buat perencanaan
Tentukan dulu tujuan Anda menghadiri pesta. Hanya untuk ‘setor muka’, bertemu CEO, atau kenalan dari perusahaan lain? Kalau sudah, rencanakan pendekatan Anda.

2. Kelilingi ruangan
Biarpun Anda bepergian dengan teman, tapi jangan sampai Anda tergantung kepadanya. Maksudnya, Anda tetap harus berkeliling ruangan untuk menggolkan tujuan Anda tadi. Kalau Anda terus menerus berada di sampingnya, pihak ketiga yang akan Anda ajak bicara bisa terganggu. Orang akan lebih suka mengalami pendekatan yang personal, artinya ‘satu lawan satu’.

3. Jangan lupa bawa kartu nama
Benda kecil ini banyak gunanya, jadi jangan sampai ketinggalan. Letakkan dalam tempat khusus, supaya Anda tidak kelihatan disorganized saat mencari-carinya di dalam tas atau saku. Di akhir pembicaraan, asongkan kartu nama pada kenalan Anda.

4. Bersikap agresif
Jangan menunggu orang lain yang mengadakan pendekatan. Berjalanlah ke arah seseorang yang Anda tuju, beri senyum, dan perkenalkan diri sambil menjabat tangannya. Sikap ini akan membuat Anda tampak percaya diri. Setelah itu, tambahkan pula di mana Anda bekerja. Baru kemudian membuka percakapan dengan menanyakan apa yang membuat kenalan baru itu mendatangi pesta.

5. Bertemu dengan banyak orang
Kalau Anda ‘terperangkap’ berada bersama seseorang yang Anda sudah kenal lama – atau tidak dapat membantu karir Anda – bergeserlah pelan-pelan untuk meninggalkannya. Soalnya, Anda kan harus bertemu banyak orang, tak hanya dia. Tentu saja, lakukan itu dengan segala kesopanan! (imaulana/r)

Tips Menjadi Orang Beruntung

“Sesungguhnya aku yakin bahwa kesuksesan itu adalah 95% keberuntungan dan 5% kemampuan” (Julis Rosenwald, mantan Presidebt Sears, Roebuck and Company)

Satu keber1untungan bisa mengubah seluruh hidup anda, begitu juga dengan kesialan. Dalam buku The Luck Factor (Faktor Keberuntungan), karya Richard Wiseman, penulis telah melakukan riset selama 8 tahun terhadap 1000 orang yang pernah mengalami keberuntungan dan kesialan.

DR Wiseman akhirnya berhasil menemukan faktor-faktor yang menyebabkan keberuntungan. Dan bagaimana caranya menciptakan keberuntungan dan mengubah kesialan menjadi keberuntungan dalam hindu anda. Dalam buku ini banyak dipaparkan contoh-contoh orang yang sering beruntung dan orang yang selalu sial, serta latihan untuk anda.

Resumenya secara singkat ada 4 prinsip menjadi orang beruntung :


Prinsip Pertama: Memaksimalkan Peluang Kebetulan

Orang-orang beruntung menciptakan, menyadari dan bertindak sesuai peluang kebetulan dalam hidup mereka.
1. Orang-orang beruntung membangun dan mempertahankan “jaringan keberuntungan yang kuat.
2. Orang-orang beruntung punya sikap rileks terhadap kehidupan
3. Orang-orang beruntung bersikap terbuka terhadap pengalaman baru dalam hidup mereka


Prinsip Kedua: Dengarkan Firasat Mujur Anda

Orang-orang beruntung mengambil keputusan sukses dengan menggunakan intuisi dan insting mereka
1. Orang-orang beruntung mendengarkan insting dan firasat mereka
2. Orang-orang beruntung mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan intuisi mereka


Prinsip Ketiga : Harapkan Nasib Baik

Harapan orang-orang yang beruntung tentang masa depan membantu mereka memenuhi impian dan ambisi mereka
1. Orang-orang beruntung mengharapkan keberuntungan mereka berlanjut di masa mendatang
2. Orang-orang beruntung berusaha meraih tujuan mereka, bahkan kalau peluang kesuksesan mereka tampak kecil, dan bertahan saat menghadapi kegagalan
3. Orang-orang beruntung mengharapkan interaksi mereka dengan orang lain menguntungkan dan sukses


Prinsip Keempat: Ubah Kesialan Anda menjadi Keberuntungan

Orang-orang beruntung bisa mengubah kesialan mereka menjadi keberuntungan
1. Orang-orang beruntung memandang segi positif kesialan mereka
2. Orang-orang beruntung yakin bahwa kesialan apapun dalam hifup mereka pada akhirnya pasti demi kebaikan mereka
3. Orang-orang beruntung tidak berlama-lama memikirkan kesialan mereka
4. Orang-orang beruntung mengambil langkah konstruktif untuk mencegah lebih banyak kesialan di masa depan
(http://pur-nomo.blogspot.com)

Katak Lomba Panjat Pinang

Alkisah, di sebuah negeri entah berantah terdapat sebuah kerajaan katak.
Untuk merayakan pesta sang Raja katak, diadakanlah lomba panjat pinang antar katak.
Sebagaimana panjat pinang di kalangan manusia, panjat pinang di dunia katak bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan kerja keras untuk mencapai puncak pohon pinang demi mendapatkan hadiah. bahkan tidak mustahil jika sampai akhir lomba tidak ada satupun yang berhasil mencapai puncak.

Kita kembali ke dunia katak....
Lomba panjat pinang dunia katak pun dimulai semenjak matahari menyingsing di ufuk timur. Saat ayam berkokok, berbondong2 katak dari berbagai penjuru negeri berkumpul di alun-alun kerajaan.
kali ini mereka mengadakan lomba panjat pinang yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Lomba yang meniru umat manusia.

Di tengah alun2 berdiri sebuah pohon pinang yang tinggi nan licin. Satu per satu katak2 mulai memanjat berdasar undian.

Terbayang oleh katak2 itu betapa susahnya menuju puncak pinang yang sangat tinggi......

Katak pertama pun tampil...... ia gagal
katak kedua pun tampil...... lebih tinggi dari peserta pertama, namun ia masih gagal
katak ketiga pun tampil...... namun lebih rendah dari peserta kedua, ia masih gagal
.....

Demikianlah hampir semua peserta melaluinya namun tetap gagal.... Hingga menjadi kesimpulan bahwa mustahil naik pohon pinang hingga puncak demi meniru umat manusia.

Makin lama perlombaan makin tidak seru, karena semakin nyata kemustahilan menyelesaikan perlombaan ini.

Hingga akhirnya ada satu peserta terakhir yang datang dengan penuh percaya diri.....
katak2 yang lain (penonton) berteriak: " sudahlah, itu tidak mungkin!!! buat apa meniru kaum manusia, mereka kan berakal" "oh.... tinggi pohon tidak sebanding dengan badan kita..." "katak lebih cocok hidup di air..."

Namun ia tetap menuju ke tengah lapangan (alun2) dan tetap bertekad untuk menyelesaikan lomba.....

Penonton "gak usah sok jagoan dech....."
"Paling2 dapetnya 50 + 50, cepek dech..."

Perjuangan sang katak tidaklah mudah.....
Baru sepertiga pohon ia kembali turun karena pohon pinang yang licin

{enonton : "Tu bener kan.... gak percaya sih..."
"Si big frog yang pinter karate aja gagal.... apalagi dia yang kecil..."

si katak tetap melanjutakn usahanya.....

Akhirnya setelah berkali-kali naik dan melorot karena licin. kembali naik lagi, melorot lagi......
Akhirnya sampai jg ia di puncak.

Si katak pun mendapat yang ia cita-citakan..... ia menjadi juara.

Warga katak pun heran dengan katak yang satu ini. bagaimana dia bisa menyelesaikan lomba ini pada saat katak lain menyerah?

Usut punya usut, ternyata katak pemenang kita adalah katak yang TULI...
Ia hanya mengikuti apa keinginannya dan tidak mendengar apa teriakan penonton....

------- the end-----------

Alhamdulillah, dalam penceritaan kembali kisah lomba katak ini, tidak dijumpai satupun korban katak yang terluka dan juga tidak ada permusuhan diantara mereka.
Jika dijumpai kesamaan nama, cerita, atau tempat, itu merupakan kebetulan belaka.

Semoga bisa mengambil hikmah dari kisah ini....


ERY
(http://keeponfighting.blogspot.com)

Guru Sukses Ada Di Mana-Mana....

Sore tadi, saya diajak seorang teman menemui seorang pengusaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Skala usahanya? Sudah bisa dibilang miliarder. Proyeknya bertebaran di mana-mana. Yang terbaru adalah proyek pembangunan sebuah hotel beberapa lantai.

Beliau cerita, memulai menjadi TDA pada tahun 94, setelah sebelumnya menjadi karyawan selama 2 tahun.

Saya takjub, untuk ukuran usahanya yang sudah demikian besar, masih mau berbagi ilmunya dengan saya dan teman saya yang masih "hijau". Baru-baru ini, dia jg mulai bermain sebagai developer kecil-kecilan, dan baru saja menjual 2 buah rumah yang dibangunnya sendiri masing-masing seharga 600 juta. Masih ada 2 rumah yg sudah hampir selesai dibangun, sudah diiklankan di koran, dengan kisaran harga juga sekitar 600 jutaan.

Proses dirinya menjadi seorang pengusaha yang mandiri sangat menginspirasi. Dia tidak dilahirkan dari keluarga yang berada. Kuliahnya dulu di Teknik Sipil Petra Surabaya pun dibiayai oleh pamannya. Dia juga menyinggung, karena prosesnya yang benar-benar berangkat dari nol itulah, hingga dia tidak pelit membagikan ilmunya dengan kami.

Dengan mantap dia berkata pada kami, "Kalian belajarlah. Mulai dari yang kecil-kecil dulu. Saya dulu juga begitu."

Ah, Tuhan sudah mengirimkan seorang guru lagi. Saya jadi ingat sebuah pepatah bijak (saya lupa darimana, mungkin salah satu dari Zen?) "Ketika Sang Murid Siap, Datanglah Sang Guru"

Benar. Ketika saya baru mulai berpikir ke arah sana, saya seperti ditunjukkan jalan ke Pak Roni (http://roniyuzirman.blogspot.com), Pak Purdie (http://purdiechandra.com), Candra (http://candrasyarif.blogspot.com) dan yang lain-lainnya.

Ahadi (http://ahadisaja.blogspot.com)

Donald Trump: Kalahkan Diri Sendiri

Saya suka baca-baca blognya Donald Trump. Ada tulisan menarik berjudul "Make It Happen in Your Life" (http://donaldtrump.trumpuniversity.com/default.asp?item=220014). Panas juga rasanya abis baca tulisannya.

Rasanya seperti 'terbakar'. Soalnya Trump yang oleh majalah Business Week dijuluki sebagai "Bisnismen paling kompetitif di dunia" ini seperti 'menyindir' saya. Jangan cepat puas, katanya. Kalahkan diri sendiri. Jangan terbuai dengan comfort zone.

Trump sendiri telah membuktikannya. Dia sudah tidak ada lawan lagi di New York. Sebagai developer terbesar di sana, tidak ada yang bisa menandinginya. So, kalau dia terbuai oleh kemenangan ini dan mulai menikmati comfort zone, baginya adalah pertanda bahaya.

Dia kemudian menantang dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu yang lebih dahsyat lagi. Dia ingin bikin breakthrough yang lain. Bikin buku, bikin acara TV, bikin universitas dan sebagainya. Dan, sukses juga.

Buatlah keputusan dan laksanakanlah keputusan itu, katanya. Ada cerita klasik mengenai hal ini. Lima ekor burung yang bertengger di dahan memutuskan untuk terbang. Berapa burungkah yang terbang? Tidak ada. Karena mereka baru memutuskan, belum melaksanakannya. Jadi mantranya adalah: TAKE ACTION!

Langkah pertama menurut Trump adalah menemukan apa yang kita sukai. Kemudian lakukanlah itu dengan sepenuh hati. Lakukan 'hanya' yang kita sukai. Kalau tidak, sukses itu akan menjadi hampa, kosong, tidak seimbang.

Jangan jadi penonton dipinggir lapangan. Jadilah pemain. Kalahkanlah lawan-lawanmu. Tapi, terutama kalahkanlah dirimu sendiri. Demikian pesan Trump. Menurut saya, itulah yang terberat.

(http://roniyuzirman.blogspot.com)