Tuesday, January 8, 2008

I Quit....!

Belakangan ini, ada cukup banyak orang yang saya kenal yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Seorang rekan sesama engineer mengumumkan bahwa ini adalah last trip-nya ke offshore, setelah itu dia resign. Saya tidak tahu persis alasannya, kelihatannya dia ingin sekolah lagi. Mailbox-nya penuh dengan email tentang program bea siswa. Seorang rekan dari departemen lain juga mengundurkan diri, kabarnya mendapat tawaran pekerjaan (dengan pendapatan) lebih baik di North Sea.

Di perusahaan minyak yang menjadi client kami juga sedang terjadi eksodus. Melambungnya harga minyak dunia menyebabkan tenaga ahli dan trampil di dunia minyak dan gas bumi naik daun. Dari Balikpapan mereka menyebar ke berbagai tempat baik di Indonesia maupun di luar negeri. Gosip yang berseliweran pun tidak kalah seru. Si Anu pindah ke Brunei, dibayar USD 500 per hari, 4 minggu kerja dan 4 minggu libur. Si Una pindah ke perusahaan Cina, gajinya sekian puluh juga per bulan. Dan seperti biasa, namanya juga gosip, tentu agak-agak sulit dikonfirmasi.

Ada banyak alasan kenapa orang mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ada yang ingin sekolah lagi, ada yang jenuh dan ingin mencari suasana baru, ada juga yang ingin tantangan baru. Tapi alasan kebanyakan orang pindah pekerjaan adalah karena ingin meningkatkan penghasilan.

Memang kebanyakan dari kita berasumsi bahwa dengan penghasilan yang bertambah, maka masalah hidup yang kita hadapi akan berkurang. Dan sekilas memang kelihatannya seperti itu. Kebanyakan dari kita memang menghadapi masalah bahwa uang yang kita miliki seolah tidak pernah cukup. Biaya hidup selalu naik. Apalagi dengan melambungnya harga minyak seperti sekarang ini. Nyawa peradaban manusia modern adalah minyak bumi. Naiknya harga minyak bumi menyebabkan naiknya harga hampir semua barang. Kenaikan biaya hidup menyebabkan pendapatan kita tidak pernah cukup. Kenaikan gaji tidak pernah bisa mengimbangi kenaikan harga.

Tapi benarkah asumsi kita tersebut? Apakah ada korelasi positif antara peningkatan penghasilan dan penurunan masalah? Ternyata tidak selalu. Robert Kiyosaki sudah menyanggah asumsi ini dalam beberapa bukunya. Anda tidak pernah mendengar nama Robert Kiyosaki? Tidak pernah membaca satu pun buku tulisannya? Ya jangan heran kalau anda menghadapi masalah finansial ;) Saya tidak akan mengulangi apa yang sudah dia tulis, silakan anda baca sendiri.

Anda pernah mendengar nama Maria Gunawan? Beliau seorang pengusaha perhiasan dari Malang yang cukup mapan. Saya tidak kenal beliau, tapi saya punya sebuah audio book (judulnya Yang Membuat Saya Tertarik) di mana beliau berbicara tentang bagaimana seiring dengan berkembangnya usaha jual beli perhiasannya dan meningkatnya penghasilannya, ternyata berkembang juga berbagai masalah hidup yang dihadapinya. Kalau anda masih bersikeras bahwa masalah hidup anda akan lenyap kalau gaji anda semakin besar, anda perlu mendengarkan cerita beliau. Serius.

Dan kalau anda mau lihat di sekeliling anda, anda akan bisa lihat sendiri contoh-contoh yang cukup nyata. Ada banyak sekali orang Indonesia yang bekerja ke luar negeri, menjadi TKI atau TKW, untuk mencari penghasilan yang lebih baik. Dalam seminggu, berapa kali anda mendengar berita tentang malangnya nasib TKW, baik di koran, di TV, maupun di media lain?

Di Bali ada banyak sekali orang yang bekerja di kapal pesiar. Penghasilan yang mereka dapat cukup menggiurkan. Tapi, untuk mendapatkan penghasilan itu, mereka harus rela meninggalkan keluarga kurang lebih 9 bulan sekali trip. Untuk mereka yang masih bujangan, mungkin tidak terlalu masalah. Tapi untuk mereka yang sudah berkeluarga, itu tentu bukan masalah yang bisa dianggap mudah.

Kalau penghasilan yang lebih besar tidak menyelesaikan masalah, lalu apa solusinya? Masalahnya bukan pada jumlah penghasilannya. Masalahnya adalah pada cashflow. Kalau anda bisa mengatur supaya cashflow anda selalu positif, maka masalah keuangan anda akan berakhir. Jaga agar pengeluaran selalu lebih kecil dari pemasukan, maka anda tidak akan punya masalah keuangan. It's a fact.

Tetapi, tidak selalu mudah menjaga dan mengatur agar cashflow selalu positif. Setiap orang tentu punya fixed cost yang tidak bisa ditawar. Paling tidak, setiap orang butuh makan, butuh pakaian, dan butuh tempat tinggal. Kalau penghasilan anda masih di bawah fixed cost anda, maka meningkatkan penghasilan adalah suatu keharusan. Tetapi masalahnya, kebanyakan orang (termasuk saya) kalau penghasilannya bertambah maka gaya hidupnya akan ikut berubah. Kalau income naik, pengeluaran akan ikut naik. Barang-barang yang tadinya dirasa tidak perlu, mulai terasa menjadi keharusan. Waktu membeli barang dan jasa pun mulai mempertimbangkan merek, kualitas, dan biasanya gengsi :)

Ini wajar. Semua orang tentu ingin meningkatkan kualitas hidup. Tapi kalau tidak diikuti dengan cashflow management yang baik, maka kenaikan penghasilan yang anda dapat dengan pindah tempat kerja, bekerja lembur, atau malah bekerja di dua tempat atau lebih pada saat yang bersamaan akan tidak banyak membantu memecahkan masalah hidup anda.

Rumusnya sebenarnya sederhana saja.

* Atur cashflow anda supaya tetap positif.

* Gunakan kelebihan cashflow tersebut untuk mulai membangun aset. Aset adalah sesuatu yang bisa mendatangkan uang dalam bentuk passive income untuk anda.

* Perbesar aset anda, sampai aset anda bisa memberikan penghasilan yang melebihi pengeluaran anda.

* Kalau aset anda sudah memberikan passive income yang melebihi pengeluaran anda, voila.... financial freedom...!

Untuk anda yang saat ini sedang memutuskan untuk pindah tempat kerja, mencari ladang baru yang lebih hijau rumputnya, lebih segar udaranya, lebih bening airnya, saya ucapkan selamat. Kalau anda masih dalam tahap wawancara, saya punya sedikit bekal untuk anda , mudah-mudahan bermanfaat. Semoga anda menemukan apa yang anda cari. Tapi jangan lupa: atur cashflow, dan bangun aset anda.

Ngomong-ngomong, sementara anda sibuk mencari-cari tempat kerja baru, tahukah anda bahwa paling tidak ada sepuluh alasan mengapa anda seharusnya tidak mencari pekerjaan sama sekali?

Nyenkaden (http://nyenkaden.blogspot.com)

No comments: