Tuesday, January 8, 2008

Menciptakan Passive Atau Massive Income Dulu?

Pertanyaan ini juga sering menggelayut di benak saya beberapa tahun lalu.

Saya senang sekali dengan idenya Om Robert Kiyosaki: perbanyaklah passive income. Sehingga kita tidak lagi mengandalkan dari active income.

What a great idea!

Sebenarnya istilah passive income ini bukan berasal dari Robert Kiyosaki. Orang pertama yang melontarkan istilah ini adalah Buckminster Fuller, seorang jenius multi bakat.

Hampir semua tokoh sukses, motivator, pembicara top di dunia ini ilmunya adalah turunan dari Buckminster Fuller ini, termasuk Robert Kiyosasi, Jim Rohn, Anthony Robbins, Bob Proctor dan lain-lain.

Nah, dalam penerapan ide ini, banyak penganutnya yang mengalami kendala.

Mereka begitu antusias mencari passive income. Mulai dari aktif di MLM, main properti dan saham.

Ada yang berhasil, tapi banyak juga yang tumbang, rugi, kecewa dan putus asa dalam mengejar passive income ini.

Akhirnya, kita harus melihat ide ini dengan bijak, sesuai dengan situasi dan kondisi lokal di Indonesia.

Untuk mengejar passive income, ada batas dan kelemahannya. Salah satunya adalah hampir tidak ada properti yang cicilannya lebih kecil dari pendapatan sewa, kecuali rumah kos-kosan dan kios di lokasi tertentu.

Itu fakta yang berbeda dibandingkan dengan di Amerika sana.

Haruskah kita semua terjun menjadi juragan kos-kosan? Tentu tidak.

Pak Tung Desem Waringin, sejak dulu sering menyarankan saya untuk menciptakan massive income dulu (pendapatan yang besar). Setelah itu barulah investasi yang menghasilkan passive income.

Hal ini dia buktikan sendiri. Kita semua sudah menyaksikan bahwa Pak Tung mungkin adalah salah seorang yang berpenghasilan terbesar di Indonesia saat ini.

Setelah itu barulah dia masuk ke passive income. Beberapa aset properti mulai diakumulasinya. Terakhir saya dengar Pak Tung sedang membangun resort di Mexico.

Brad Sugars pun menyarankan demikian dalam bukunya Cara Cepat Menjadi Kaya (BIP).

Ciptakan massive income melalui bisnis dulu. Baru setelah itu mainkan kelebihan dananya untuk investasi dan lain-lain.

Seorang teman yang cukup sukses menerapkan teori passive income ini akhirnya menyadari bahwa dia juga perlu massive income untuk lebih meningkatkan passive incomenya itu. Soalnya, kalau hanya mengandalkan passive income dari properti dan sebagainya, tentu memiliki keterbatasan bila ingin di-leverage (diungkit) lebih tinggi lagi. Akhirnya, sekarang teman ini mulai berbisnis untuk menciptakan massive income.

Salam FUUUntastic!

Wassalam,

Roni,
Owner, Manet Busana Muslim (pemenang Enterprise 50)
Founder, Komunitas Bisnis TDA
Managing Partner, Quantum Business and Investment
(http://roniyuzirman.blogspot.com)

No comments: