Friday, August 3, 2007

Kiat Berhutang Secara Bijak

Kesejahteraan hidup keluarga tidak terlepas dari semua keputusan yang diambil berkenaan dengan keuangan. Kehidupan keluarga mandiri membutuhkan anggaran keuangan yang bijaksana dan berkesinambungan. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan, kita terpaksa berhutang, menggunakan hutang kartu kredit (jangka pendek) maupun hutang individu atau consumer loans (jangka panjang).
Hutang seperti ini bisa jadi sangat berbahaya. Oleh karena itu sedapat mungkin jangan mudah terperangkap pola gaya hidup atau lifestyle yang berlebihan yang akan memaksa kita untuk berhutang. Keinginan untuk hidup enak sesaat sering membuat orang mengabaikan dampak jangka panjangnya.
Setiap orang memiliki hak untuk berhutang. Hutang akan selalu berkembang mengikuti perubahan kehidupan yang kita jalani. Keterbatasan penghasilan bulanan keluarga membuat hutang menjadi alternatif sumber pendanaan. Akan tetapi hutang yang diambil haruslah sejalan dengan tujuan masa depan yang telah ditentukan, misalnya KPR untuk memiliki rumah. KPM untuk memiliki mobil juga bisa digunakan bila memang sesuai dengan tujuan keuangan keluarga.

Teliti sebelum berhutang: butuh versus ingin
Dalam masyarakat di kota besar seperti Jakarta, pola hidup mewah menjadi suatu ukuran bagi orang-orang yang sukses. Gambaran orang sukses sudah salah arah ke arah materialistis, bukan lagi orang yang dapat mencapai cita atau keinginan yang besar dengan jalan berusaha keras, jujur tanpa merugikan orang lain.
Pola pikir bahwa kepemilikan barang mewah menjadikan orang disegani, dapat merusak tatanan keuangan yang Anda jalankan bersama keluarga. Agar dapat berhutang secara bijak, awalnya kita harus merombak pola pandang keliru tersebut. Pendeknya, mari kita menilai orang dari hatinya bukan hanya dari kebendaan atau penampilan luarnya saja.
Pola pikir kebendaan yaitu bahwa kekayaan membuat kita menjadi lebih dipandang akan berdampak kepada keputusan-keputusan keuangan yang kita ambil. Misalnya saja, karena keinginan untuk terlihat lebih kaya atau lebih terhormat (gengsi), orang terpacu berhutang untuk membeli mobil mewah dengan cicilan bulanan yang besar.
Kenyataannya orang tersebut telah membohongi dirinya sendiri, yaitu hidup di luar kemampuan finansial. Di Indonesia, banyak orang yang terlihat kaya namun sebenarnya memiliki hutang yang tidak sedikit. Salah satu penyebab rusaknya perekonomian Indonesia adalah hutang-hutang swasta berlebihan yang tidak dapat mereka lunasi.
Untuk mencapai kesehatan keuangan keluarga yang prima, sangatlah dianjurkan untuk hidup dalam batas-batas nilai serta kemampuan keuangan keluarga. Dengan begitu, pengambilan keputusan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan hutang, dapat kita lakukan secara bijak.
Berhutang untuk kemewahan seperti mobil mewah mengakibatkan kita menanggung bukan hanya beban bunga yang besar setiap bulannya, tapi juga biaya perawatan bulanan yang besar. Tambahan pula, nilai barang-barang seperti ini biasanya akan mengalami penurunan besar. Bila mobil mewah itu dijual kembali setelah satu tahun, nilai atau harga jual yang wajar bisa menurun sebesar 20-30 persen.
Hutang adalah ibarat pedang bermata dua. Agar tidak tersayat mata tajam pedang itu, perlu diingat aturan sederhana ini: Berhutanglah untuk berinvestasi yang akan membuat kekayaan bersih kita tumbuh berkembang. Sebaliknya, hindarilah hutang untuk memenuhi keinginan konsumtif dan justru membuat aset menyusut.
Setelah Anda memahami konsep “butuh vs ingin”, maka agar tidak terjebak ke dalam keputusan berhutang yang keliru, ada minimal tiga pertanyaan kunci yang perlu diajukan sebelum memutuskan berhutang. Berikut ini uraiannya.

1. Untuk apa hutang tersebut digunakan?
Inti pertanyaan ini sebenarnya adalah memeriksa kesesuaian antara keputusan hutang yang akan Anda buat dan berbagai tujuan masa depan yang telah ditetapkan. Dalam mengambil keputusan untuk berhutang harus dilihat kebutuhan serta kegunaan dari barang atau aset yang akan dibeli dengan hutang.
Banyak orang memutuskan untuk membeli mobil baru dengan komitmen pembayaran tiap bulan selama 3 tahun tanpa mempertimbangkan kebutuhan serta kegunaannya dan tidak memperhitungkan dampak keputusan ini terhadap kondisi keuangan di masa depan. Keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kelangsungan arus kas dalam jangka panjang dapat merusak tatanan keuangan yang sudah terbentuk selama ini.
Untuk dapat mengatur besarnya cicilan hutang tiap bulannya serta pertimbangan kegunaan dari aset yang akan dibeli, perlu dibedakan jenis hutang jangka pendek dan jangka panjang. Dari sudut pandang perencanaan pengeluaran (spending plan), hutang jangka (sangat) pendek adalah hutang yang harus dilunasi dalam tempo kurang dari 3 bulan.
Ada dua sebab utama orang berhutang jangka pendek: (1) Kemudahan, kita dapat menggunakan hutang ini untuk membayar pembelian makanan, pakaian dan kebutuhan harian lainnya namun hutang ini harus dilunasi pada akhir bulan; (2) Kebutuhan darurat, kita dapat menggunakannya untuk kebutuhan tak terduga seperti kerusakan mobil, pengobatan dokter dan lain-lain. Ada dua jenis kartu plastik yang dapat digunakan untuk keperluan jangka pendek ini: kartu kredit biasa yang bisa disesuaikan pembayaran bulanannya dan charge card yang harus dibayar lunas tiap akhir bulan.
Hutang jangka panjang bisa mencapai 15 tahun untuk melunasinya. Hutang ini digunakan untuk kebutuhan yang lebih besar atau prioritas jangka panjang seperti membeli mobil (KPM) atau rumah (KPR).
Untuk kebutuhan hutang jangka panjang Anda dapat memakai hutang perbankan. Akan tetapi harus diingat, pembayaran cicilan bulanan tetap tidak boleh melampaui rasio hutang dan rasio pembayaran hutang yang disarankan. Bila Anda tetap pada jalur perencanaan yang sudah ditetapkan dan melakukan peninjauan ulang secara berkala, peluang Anda untuk dapat mencapai semua tujuan masa depan yang diinginkan keluarga akan sangat besar.

2. Berapa besar hutang yang ingin dan mampu Anda ambil?
Pertanyaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi keuangan melalui besaran rasio pembayaran hutang. Rasio ini menghitung porsi dari pendapatan bulanan yang akan digunakan sebagai pembayaran cicilan hutang setiap bulan. Angka yang dianjurkan sebagai batas atas dari rasio ini adalah 30 persen.
Artinya adalah bila pendapatan bersih Anda sebesar 5 juta rupiah per bulan maka batas pembayaran cicilan hutang (termasuk hutang kartu kredit, hutang kepemilikan mobil atau consumer loan lainnya) per bulan yang diperkenankan atau dianggap bijak adalah tidak lebih dari 1,5 juta rupiah.
Berhutang dalam batas wajar menunjukkan bahwa kita telah menganggarkan dana untuk kebutuhan dasar keluarga seperti belanja bulanan, dana darurat, dana pendidikan anak dan dana pensiun. Keempat pos tersebut merupakan prioritas yang harus terpenuhi.
Penetapan pembayaran cicilan hutang tiap bulannya sebagai prioritas terakhir dalam perencanaan pengeluaran akan mendorong kita untuk menabung lebih banyak untuk tujuan yang menjadi prioritas utama di masa depan.

3. Bagaimana hutang itu bisa dilunasi dalam keadaan darurat?
Dalam perencanaan manajemen hutang perlu juga diperhitungkan alternatif pembayaran hutang bila terjadi keadaan darurat. Keadaan darurat memang tidak diharapkan namun dapat terjadi. Siapa yang bisa meramalkan dengan kejadian satu tahun mendatang, satu bulan mendatang atau bahkan 1 menit mendatang? Tak seorang pun yang sanggup! Bila kejadian yang tidak diinginkan terjadi dan kita sama sekali tidak siap menghadapinya, keadaan bisa jadi runyam.
Ada cara untuk mengantisipasi keadaan darurat. Misalnya saja, persiapan menghadapi risiko meninggal dunia dari kepala keluarga yang menopang kelangsungan keluarga dapat dilakukan melalui produk asuransi term insurance dengan jangka waktu dan besar uang pertanggungan sama dengan jangka waktu dan besar hutang Anda.
Ada juga kejadian tak terduga yang hanya sementara mengganggu arus kas Anda, misalnya musibah sakit atau kecelakaan.
Petaka ini memaksa Anda untuk menangguhkan pembayaran cicilan bulanan hutang Anda. Untuk bersiap menghadapi musibah jenis ini, ada beberapa langkah strategi untuk tetap dapat memenuhi kewajiban membayar cicilan bulanan hutang jangka panjang Anda. Berikut ini beberapa alternatif penyelesaiannya:
Hubungi kreditur dan jelaskan keadaan Anda sekarang. Anda dapat memohon keringanan, misalnya dengan perpanjangan waktu pembayaran atau membayar bunganya terlebih dahulu. Kemauan kreditur untuk bernegosiasi akan sangat tergantung pada situasi yang terjadi dan catatan sejarah pembayaran kredit Anda.
Kalau masih memiliki dana cukup dalam simpanan, Anda dapat menggunakannya sebagian untuk membayar cicilan pinjaman bulanan.
Harus diingat bahwa dana simpanan Anda adalah terutama untuk pencapaian prioritas tujuan jangka panjang serta untuk menutupi kebutuhan sehari-hari (bukan untuk membayar hutang) selama 3 sampai 6 bulan dalam keadaan dana darurat. Jadi jangan sampai menghabiskan dana simpanan tersebut.
Bila Anda memiliki polis asuransi (misalnya polis life insurance) yang memiliki nilai tunai, maka Anda dapat meminjam terlebih dahulu dari asuransi tersebut. Sebagian life insurance memperbolehkan Anda meminjam sampai dengan 80 persen cash dari polis asuransi Anda.
Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan hutang yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum Anda berhutang. Hutang sulit dipisahkan dengan kehidupan modern, pada umumnya semua dapat dicicil.
Oleh karena itu, agar terhindar dari kesalahan berhutang yang bisa merusak kondisi keuangan keluarga, selesaikan terlebih dahulu pertanyaan berkaitan dengan butuh vs. ingin. Setelah itu, ikut jawab ketiga pertanyaan diatas. Semoga dengan proses ini, Anda dapat berhutng dengan baik tanpa merusak kondisi keuangan keluarga. selamat mencoba. n
Tim ISOL (Sinar Harapan)

No comments: