Friday, August 3, 2007

Tujuh Kesalahan Harus Dihindari Bila Berinvestasi Di Reksadana

Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 500. Hal ini bisa disebabkan dengan semakin membaiknya sektor keamanan dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing. Investor asing mulai kembali melirik pasar Indonesia.
Demikian pula dengan investasi Reksadana. Dengan semakin melemahnya atau menurunnya tingkat suku bunga SBI, semakin banyak investor yang mulai melirik investasi Reksadana. Dengan semakin menurunnya tingkat suku bunga, investasi sektor perbankan dalam bentuk tabungan dan deposito mulai kehilangan pesonanya.
Dalam beberapa artikel terdahulu, kami sudah menjabarkan apa itu Reksadana.
Untuk mengingat kembali, Reksadana sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27 adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manager Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam. Portofolio investasi dari Reksadana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas.

Reksadana juga memiliki beberapa keunggulan antara lain:
Akses ke berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi maupun instrumen pasar uang maupun campurannya dengan dana relatif murah.
Tingkat likuiditas yang tinggi. Mudah dalam mencairkan dana Anda bila dibutuhkan sewaktu-waktu-unit penyertaan dapat dijual kembali ke perusahaan sekuritas yang mengeluarkan (Reksadana terbuka).
Dikelola oleh manager investasi profesional yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam, sehingga orang awam maupun investor pemula dapat ikut melibatkan diri tanpa banyak hambatan berarti.
Memberikan potensi hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan atau deposito dengan tingkat risiko terukur (diversivikasi).
Membeli atau bertransaksi Reksadana, dengan adanya beragam jenis Reksadana, membuat Anda harus lebih bijak dan berhati-hati dalam menentukan pilihan Reksadana. Memilih Reksadana berdasarkan informasi dan data yang salah dapat berakibat fatal terhadap investasi yang Anda lakukan. Dalam hal ini kami mencoba untuk menidentifikasikan beberapa kesalahan yang biasa dilakukan dalam memilih Reksadana untuk diinvestasikan.

Membeli Reksadana
Bila menelaah prilaku individu dalam memilih Reksadana, kebanyakan dari mereka hanya melihat satu faktor saja yaitu performa masa lalu (past performance). Bila suatu Reksadana memiliki tingkat performa yang baik di tahun lalu, maka cenderung masyarakat akan berduyun-duyun memilihnya. Mereka mengira bahwa menejer investasi akan terus membuat keuntungan yang sama di tahun depan. Kenyataannya, tidak demikian.
Bila Anda menggunakan hal ini dalam keputusan atau dunia investasi maka kami menduga, Anda akan kalah atau merugi. Teori ekonomi bukanlah hal yang pasti dan dapat diprediksi. Dalam pemahaman di mana suatu hal diakibatkan oleh adanya hal lain akan sangat berlainan dengan upaya Anda memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Mengapa hal ini sangat tidak dapat dipegang? Keadaan ekonomi sekarang akan sangat berbeda dengan keadaan yang lalu.
Mungkin saja, tingkat inflasi yang berbeda, pajak yang berbeda, mungkin saja tingkat pengembalian yang beda atau dalam hal Indonesia iklim politik yang berbeda. Oleh karena banyaknya indikasi perbedaan dalam hal ekonomi, politik dan sosial, bagaimana mungkin kita mengharapkan tingkat pengembalian yang sama seperti tahun lalu?

“Timing The Market”
Para pemuja “market timing” mengatakan, mengapa kita tidak mengambil keuntungan dari perubahan harga di pasar misalnya, bila harga sedang menurun maka Anda membelinya dan ketika harga naik Anda menjualnya.
Bukankah dengan begitu Anda akan mendapatkan keuntungan maksimal dari investasi yang Anda lakukan?
Secara akal sehat memang kita akan setuju dengan pemikiran ini, di mana kita akan diuntungkan dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi. Tapi apakah pemilihan atau penentuan waktu beli yang dilakukan akan selalu tepat di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi?
Secara jelas kami mengatakan tidak akan ada yang pernah dapat melakukan prediksi atau perkiraan perubahan harga di pasar selalu tepat.
Oleh karena itu dalam melakukan pola ini banyak sekali ketidak tepatan yang akhirnya berakibat terhadap investasi yang Anda tempatkan. Keuntungan yang Anda dambakan, kerugian yang didapat.
Dalam menentukan waktu beli tidak ada seorang menejer investasi pun yang berani mengatakan bahwa harga dari suatu saham di pasar modal adalah harga yang terendah, karena mereka melakukan semua perkiraan ini juga dengan perhitungan yang mungkin sekali terjadi kekeliruan atau ketidak tepatan, sehingga keuntungan yang ingin didapat kerugian yang ditemukan.
Dalam kaitannya dengan pola investasi, maka kami sangat menganjurkan agar Anda membelinya dengan pola “dollar cost averaging”. Secara berkala. Misalkan setiap bulan Anda melakukan pembelian terhadap Reksadana yang Anda tentukan.

Rating “Bintang Lima”
Dengan berbagai macam promosi serta iklan yang ada di masyarakat, Anda beranggapan bahwa Reksadana dengan rating tinggi akan selalu menjadi pemenang. Kenyataannya, sistem yang digunakan dalam membuat rating sebuah portofolio tidak sempurna. Sehingga memutuskan membeli Reksadana hanya berdasarkan rating yang ada adalah keputusan yang salah. Penilaian sebuah Reksadana dilihat berdasarkan performa masa lalu, dan kurang menfokuskan kepada performa masa datang.
Oleh karena itu kami sangat menganjurkan agar Anda jangan membeli sebuah Reksadana hanya berdasarkan ratingnya, terutama tanpa meneruskan analisa terhadap Reksadana tersebut.

Manajer Investasi
Performa dari sebuah Reksadana sangat bergantung dengan pengelola dana atau manejer investasinya. Kaena dalam Reksadana Anda menyerahkan semua wewenang kepada manejer investasi untuk melakukan keputusan invesatasi. Yang harus diingat bahwa manajer investasi harus mengikuti batasan yang telah mereka tetapkan dalam prospektus. Jadi Anda juga bisa melihat bagaimana menejer investasi Reksadana mengelola dana Anda berdasarkan prospektus yang dikeluarkan.
Perubahan menejemen saring kali terjadi. Tentunya dengan masuknya orang baru dalam sebuah perusahaan pengelola Reksadana khususnya mereka yang mengelola dana maka sudah dapat ditebak bahwa orang tersebut memiliki pola pikir investasi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Bisa saja Reksadana tersebut menjadi lebih baik atau mungkin lebih buruk. Sekali lagi bahwa performa masa lalu tidak menjamin performa masa datang (pembahasan sebelum ini).

Jatuh Hati pada Reksadana
Dalam hal investasi, setiap perusahaan akan selalu mengingatkan bahwasanya performa tahun lalu tidak menjamin apa yang akan Anda dapatkan di masa depan. Hal ini sangatlah jelas dalam aturan yang ditetapkan oleh Bapepam. Tapi terkadang dalam perihal promosi maupun periklanan terkadang mereka hanya menjelaskan performa yang lalu dan sering kali memberikan indikasi atau gambaran yang salah kepada masyarakat di mana investasi tersebut akan kembali berprestasi baik di tahun depan.
Ditambah lagi, bila sebuah Reksadana mengalami kenaikan yang sangat tinggi, maka media akan membahas hal ini dan terkadang membesar-besarkannya. Dengan pemberitaan seperti ini, maka dana tunai dari masyarakat akan masuk dalam jumlah besar, yang pada akhirnya membuat menejer investasi kewalahan dalam mengelolanya. Hal ini bisa saja berdampak terhadap penurunan performa Reksadana yang mungkin akan kembali pada performa sebelumnya dalam tahun depan.

Utamakan Kuantitas
Merupakan kepercayaan umum bahwa dengan memiliki 7 atau 8 Reksadana yang berbeda, investor merasa bahwa mereka sudah melakukan diversifikasi. Sayangnya, portofolio seperti ini mungkin malah tidak terdiversifikasi. Alasannya adalah dengan memiliki Reksadana dengan kebijakan investasi yang serupa akan memiliki saham-saham yang serupa pula. Misalkan Anda memiliki 10 Reksadana saham yang berbeda.
Berdasarkan aspek diversifikasi, terlihat bahwa Anda hanya memiliki Reksadana dengan produk-produk investasi yang terbatas, yaitu saham. Atau Anda hanya memiliki produk yang terbatas di pasar modal. Bila pasar dalam menurun maka hampir semua Reksadana yang Anda miliki akan menurun pula.
Oleh karena itu, tanpa dipertanyakan lagi, keputusan untuk mengalokasikan aset yang Anda miliki untuk membuat portofolio Reksadana yang baik harus dilakukan dengan matang dan dilakukan dengan benar.

Jangan Mengabaikan
Para investor terkadang berpikir, mereka bisa membeli Reksadana dengan performa yang baik dan tidak pernah lagi memonitornya atau meninjaunya kembali. Dalam hal ini, terdapat beberapa kesalahan pola pikir dalam logika ini. Industri pasar modal dan pasar uang selalu mengalami perubahan. Anda sebagai investor harus terus mengakomodir perubahan yang terjadi di pasar.
Perubahan menejer investasi sering kali terjadi. Hal ini bisa menjadi indikasi awal untuk keluar dari Reksadana tersebut. Atau seperti yang telah kita bahas di atas tadi, dana yang terkumpul bisa saja menjadi sangat besar yang pada akhirnya malah menjadi bumerang bagi Reksadana itu sendiri. Atau bisa saja terjadi di mana menejer investasi kehilangan fokusnya atau merubah kebijakan investasi yang selama ini dilaksankan.
Dalam hal ini, kami sangat menganjurkan agar Anda mengikuti perkembangan dari Reksadana yang Anda miliki. Mengikuti dalam hal ini tidak harus setiap hari, tapi paling tidak Anda meninjau ulang setiap 3 bulan.
Demikianlah beberapa hal yang menurut hemat kami jangan hanya menjadi dasar dalam mengambil keputusan memilih Reksadana yang Anda inginkan. n
Tim ISOL (Sinar Harapan)

No comments: